Artikel Tentang Asupan Gizi dan Makanan Sehat Bagi Perkembangan Anak Usia Dini.
Artikel Ini Membahas Asupan Gizi dan Makanan Sehat Bagi Perkembangan Anak Usia Dini.
Anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan perhatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Anak usia dini memiliki karakteristik berbeda dengan usia sebelum dan sesudahnya, baik dalam fisik-biologis, motorik, kognitif, moral, dan psikososialnya. Oleh karena itu perlakuan dan pendidikan untuk anak usia dini juga spesifik, di mana harus mempertimbangkan kesesuaian dengan usia kronologis serta pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu, bagi orang tua/calon orangtua, pendidik/calon pendidik, maupun pihak yang terkait dan concern di bidang pendidikan prasekolah, merupakan keniscayaan untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini yang bertujuan untuk membantu menumbuhkembangkan anak-anak secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Keniscayaan itu disebabkan anak usia dini sedang berada pada masa emas (golden age) dalam rentang manusia, karena pada masa itulah dasar-dasar kepribadian diletakkan untuk kehidupan berikutnya di masa dewasa kelak sebagai pribadi manusia yang seutuhnya.Ketika masih dalam kandungan dikatakan: apa yang dimakan ibu itulah yang dimakan janin, kalau ibunya merokok maka berarti pula janinnya merokok, dan jika ibunya minum minuman keras maka janinnya juga ikut minum minuman keras. Setelah lahir, apa yang dimakan oleh bayi sejak usia dini merupakan fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan.
Balita akan sehat jika sejak awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan optimal. Zat gizi dari makanan merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak tumbuh kembang optimal sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial. Anak merupakan usia yang rentan terhadap serangan penyakit baik virus maupun bakteri, ada beberapa cara untuk menjaga kebersihan anak agar tidak mudah tertular penyakit dengan memandikan dengan sabun 2 kali sehari, mencuci rambut dengan sampo 3 kali dalam seminggu, mencuci tangannya dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, buang air kecil, dan setelah bermain. Oleh karena itu, slogan umum bahwa pencegahan adalah upaya terbaik dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus benar-benar dilaksanakan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat dilihat mulai dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda fisik, motorik, fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran antropometri, maka anak yang sehat bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrien, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium, dan seng. Indonesia memiliki kesepakatan tanda anak sehat bergizi baik yang terdiri dari bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi.
Anak prasekolah umumnya mereka mengikuti program Penitipan Anak, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak Pertumbuhan fisik mencakup pertumbuhan tinggi badan, kaki dan tangan, tungkai, otak, dan gerakan (motorik). Pada saat anak mencapai usia prasekolah terdapat ciri yang jelas membedakan antara usia bayi dan usia anak prasekolah. Perbedaan ini dapat terlihat dalam penampilan, proporsi tubuh, berat dan tinggi badan, maupun keterampilan yang mereka kuasai. Pada anak usia prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang tumbuh yang memungkinkan mereka melakukan keterampilan motorik halus maupun motorik kasar.
Semakin usia bertambah, perbandingan bagian tubuh anak akan berubah, sehingga anak memiliki keseimbangan di tungkai bagian bawah. Gerakan anak prasekolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola seperti: menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, mampu melangkahkan kaki dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Terbentuknya tingkah laku ini, memungkinkan anak merespon pelbagai situasi. Pertumbuhan gigi anak prasekolah mencapai 20 buah, di mana gigi susu akan tanggal pada akhir usia prasekolah dan gigi permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang akan terus tumbuh sejalan dengan usia mereka.
Kepala dan otak anak prasekolah telah mencapai 90 % ukuran orang dewasa. Jaringan saraf mereka tumbuh mengikuti pertumbuhan otaknya Pertumbuhan motorik anak prasekolah telah mencapai kemajuan dalam keterampilan motorik. Anak usia 4 tahun telah berjalan sebaik berjalan orang dewasa. Perkembangan motorik anak merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang diperlukan untuk mengendalikan tubuh anak. Ada dua macam keterampilan motorik yaitu keterampilan koordinasi otot halus, dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keterampilan koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan motorik di dalam ruangan, sedangkan keterampilan koordinasi otot kasar dilaksanakan di luar ruangan karena mencakup kegiatan gerak seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh. Dengan menggunakan bermacam-macam koordinasi kelompok otot tertentu, anak dapat belajar untuk merangkak, melempar atau meloncat. Koordinasi keseimbangan, ketangkasan, kelenturan, kekuatan, kecepatan, dan ketahanan merupakan kegiatan motorik kasar.
Sedangkan motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus pada kaki dan tangan. Gerakan ini memerlukan kecepatan, ketepatan, keterampilan menggerakkan, seperti: menulis, menggambar, menggunting, melipat, menari, memainkan piano, dan lain-lain. Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun akan bertambah dan anak akan bertambah tinggi. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang memiliki massa otot yang padat dan tubuh tegap didapat adalah ciri anak yang tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat membantu anak mencapai postur ideal kelaknya. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang- kacangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat dapat melindungi kepala si anak.
Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan asupan vitamin A,C,E dan mineralnya terpenuhi. Makanan yang kaya mineral didapatkan dari kangkung, bayam, jambu buji, jeruk, mangga dan lainnya. Mata yang sehat dan bening didapat dari konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk. Gigi dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu menceerna makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun diperlukan. Nafsu makan baik dilihat dari intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya setiap hari agar sisa makanan dalam usus besat tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat mengganggu nafsu makan. Anak aktif atau mungkin cerewet dan banyak bertanya sebenarnya adalah tanda yang baik. Namun sebaiknya perhatikan setiap ucpannya, apakah sesuai umurnya tau tidak. Fokus pada satu hal adalah hal yang sulit dilakukan anak, terutama anak yang aktif. Tapi jika dia sudah bisa menyelesaikan sesuatu, itu tandanya ia sudah bisa melatih perhatian dan kemampuan fokusnya. Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat (tidur) selama 8 jam sehari.
Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat berkembang dengan baik. Untuk membuatnya tidur nyenyak, buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu. Prinsip Gizi Seimbang Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Prinsip gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini hingga usia lanjut. Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun merupakan kelompok usia yang penting menerapkan prinsip gizi seimbang ini. Kelompok ini adalah kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang akan menentukan masa depan kualitas hidup manusia. Periode ini berkisar dari sebelum kehamilan hingga anak berumur dua tahun. Prinsip gizi seimbang dinilai efektif dilakukan dalam periode ini karena jika calon ibu kekurangan gizi dan berlanjut hingga ibu hamil, maka janin akan kekurangan gizi dan dapat menimbulkan beban ganda masalah gizi, yaitu: anak kurang gizi, 5 lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ketika dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif. Gizi Seimbang Anak Usia Dini Air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan.
ASI eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan pertama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang. Namun sesudah usia 6 bulan kebutuhan gizi bayi meningkat dan harus ditambah bahan makanan lain sehingga ASI tidak lagi bergizi seimbang. Pada periode kehidupan ini sel- sel otak tumbuh sangat cepat sehingga saat usia 2 tahun pertumbuhan otak sudah mencapai lebih 80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Oleh karena itu jika pada usia ini kekurangan gizi maka perkembangan otak dan kecerdasan terhambat dan tidak dapat diperbaiki. Pola makan bergizi seimbang sangat diperlukan dalam bentuk pemberian ASI yang benar. Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeksi seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.
Sementara ketika masuk usia 3 tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dan dalam memilih makanan sudah bersikap sebagai konsumen aktif dimana anak sudah dapat memilih dan menetukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada rentang usia 3- 5 tahun kerap terjadi anak menolak makanan yang tidak disukai dan hanya memilih makanan yang disukai sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka beranekaragam makanan. 6 Saat ini banyak ditemukan anak yang terlalu gemuk sekaligus kurus, sekitar 14% balita di Indonesia kurus (6% nya sangat kurus) dan sekitar 12% gemuk.
Aktivitas bermain yang meningkat dan mungkin mulai masuk sekolah membuat anak menunda waktu makan, bahkan orang tua yang tidak memperhatikan bisa saja membuat anak minta makan menjelang tidur saat ia terlalu lelah beraktivitas seharian dan baru lapar ketika malam. Pada usia ini anak juga mulai banyak bermain dengan teman-temannya sehingga mudah tertular penyakit sehingga perlu ditanamkan kebiasaan makan beragam dan bergizi serta pola hidup bersih. Makanan Anak Usia Dini. Makanan untuk usia 6-12 bulan Usia 6 bulan. Pada usia ini sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-ASI). Hal ini sudah boleh dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dengan pencernaaan yang lebih kuat. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat dan rendah serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan biscuit yang dilumatkan dengan susu.
Pola pemberian dilakukan secara bertahap sebanyak 2 sendok makan per waktu makan dan diberikan 2 kali sehari. aKenalkan setiap jenis makanan 2-3 hari baru lanjutkan mengenalkan jenis makanan yang lain. Usia 7 bulan. Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati. Sehingga pola menunya terdiri dari buah lumat, bubur susu dan tim saring. Usia 8 bulan. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat mengunyah dengan gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi, makanan pada usia ini dapat ditambah minyak. Minyak akan menambah kalori dan meningkatkan penyerapan vitamin A dan zat gizi lain. 7 Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan selingan berupa: bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu. Usia 10 bulan. Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12 bulan. A
SI adalah makanan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya, apabila diberikan dalam jumlah yang cukup. ASI juga merupakan makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI diberikan segera setelah bayi lahir, biasanya 30 menit setelah bayi lahir. Sampai bayi berumur enam bulan, bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lain. Pemberian ASI secara eksklusif berarti bayi hanya diberikan ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia enam bulan, yaitu pemberian ASI Eksklusif sejak lahir sampai enam bulan. Pemberian ASI sebaiknya juga tetap dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun. Dibandingkan dengan susu lainnya, ASI memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
1. Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
2. Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.
3. Mengandung beberapa zat antibodi sehingga mencegah terjadinya infeksi.
4. Ekonomis dan praktis. Tersedia setiap waktu pada suhu ideal dan dalam keadaan segar serta bebas dari kuman.
5. Berfungsi menjarangkan kehamilan.
6. Membina hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antara ibu dan bayi. Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan. ASI yang diproduksi pada 1 sampai 5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuningan. Kolostrum ini sangat menguntungkan bayi, karena mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. Pola asuh juga berkaitan dengan status gizi anak. Pemberian kolostrum pada bayi di hari-hari pertama kehidupan berdampak positif pada keadaan anak di umur-umur selanjutnya. Anak-anak dengan keadaan gizi yang lebih baik berkaitan erat dengan perilaku pemberian ASI.
Mereka yang sudah tidak diberikan ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih rendah Pada umumnya susu formula untuk bayi terbuat dari susu sapi yang susunan zat gizinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping. Oleh karena ASI yang paling ideal untuk bayi maka perubahan yang dilakukan pada komponen gizi susu sapi harus mendekati susunan zat gizi ASI. Meskipun para ahli teknologi pangan telah berusaha untuk memperbaiki susunan zat gizi susu sapi agar komposisinya mendekati susunan zat gizi ASI, sampai saat ini usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang baik. Dibandingkan dengan ASI, susu formula memiliki banyak kelemahan terutama dalam hal kandungan gizinya. Selain itu penggunaan susu formula harus di kontrol dari kemungkinan masuknya organisme-organisme patogen atau terjadinya kontaminasi yang dapat menyebabkan diare. Pengaturan makanan bayi dengan PASI sama dengan pengaturan makanan dengan ASI. Pemberian PASI dilakukan berdasarkan kebutuhan gizi bayi terutama dalam hal kebutuhan air, energi dan protein. Untuk mencukupi kebutuhan bayi, susu diberikan sesuai dengan takarannya. Takaran akan bertambah sesuai dengan bertambahnya umur bayi.
Jadwal menyusu dengan susu formula tetap seperti pada bayi yang diberi ASI. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia enam bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Memasuki usia enam bulan bayi telah siap menerima makanan bukan cair, karena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah padat. Disamping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia sembilan bulan bayi telah pandai menggunakan tangan untuk memasukkan benda ke dalam mulut. Karena itu jelaslah, bahwa pada saat tersebut bayi siap mengkonsumsi makanan (setengah padat). Selain itu saat bayi berumur enam bulan ke atas, sistem percernaannya juga sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI.
Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase dan sebagainya juga telah diproduksi sempurna pada saat ia berumur enam bulan. Ada dua tujuan pengaturan makanan untuk anak usia 0-24 bulan, untuk mendidik kebiasaan makan anak yang baik, memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan hidup yaitu untuk pemeliharaan atau pemulihan serta peningkatan kesehatan, pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikomotor serta melakukan aktivitas fisik. Makanan untuk anak usia 0-24 bulan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur, susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera makan, bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.
Resiko pemberian makanan padat sebelum umur adalah kenaikan berat badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas, alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti garam dan nitrat yang dapat merugikan, mungkin saja dalam makanan padat yang dipasarkan terdapat zat pewarna atau zat pengawet yang tidak diinginkan, kemungkinan pencemaran dalam penyediaan atau penyimpanannya. Sebaliknya, penundaan pemberian makanan padat menghambat pertumbuhan jika energi dan zat-zat gizi yang dihasilkan oleh ASI tidak mencukupi lagi kebutuhannya. Makanan tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : nilai energi dan kandungan protein cukup, dapat diterima dengan baik, harganya relatif murah, sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal. Makanan tambahan pada bayi hendaknya juga bersifat padat gizi dan mengandung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan.
Makanan Bayi Umur 0-6 bulan Berikan hanya ASI saja sampai berumur enam bulan (ASI Eksklusif). Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama 30 menit pertama setelah lahir. Walaupun jumlahnya sedikit, namun sudah memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama. Waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi dan frekuensinya tidak perlu dijadwal (diberikan pagi, siang, dan malam hari). Serta sebaiknya jangan memberikan makanan atau minuman (air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang dan lain-lain) pada bayi sebelum diberikan ASI karena sangat membahayakan kesehatan bayi dan mengganggu keberhasilan menyusui. MP-ASI terbentuk halus antara lain bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI dan berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.
c. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin.
d. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.
Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan lembek yaitu berupa nasi tim saring/bubur campur saring dengan frekuensi dua kali dalam sehari. Untuk mempertinggi nilai gizi dalam makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak. Kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan makanan keluarga. Berikan makanan selingan satu kali sehari, dipilih makanan selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah dan lain-lain dan diusahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari. Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
Berikan makanan bervariasi dengan menggunakan padanan bahan makanan. Menyapih anak harus dilakukan secara bertahap dan jangan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit, kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas, berat badan dan tinggi badan. Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Oleh karena itu, pangan harus tersedia pada setiap saat dan tempat dengan jumlah dan mutu yang memadai. Kebutuhan energi dan protein bayi dan balita relatif besar jika dibandingkan dengan orang dewasa sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak perempuan dan laki-laki dalam hal kebutuhan energi dan protein. Kecukupan akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Namun untuk protein, angka kebutuhannya bergantung pada mutu protein. Semakin baik mutu protein, semakin rendah angka kebutuhan protein. Mutu protein bergantung pada susunan asam amino yang membentuknya, terutama asam amino essensial. Konsumsi pangan anak bayi dan balita harus cukup dan seimbang karena anak balita sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular.
Kebutuhan air bagi bayi dan balita dalam sehari akan berfluktasi seiring dengan bertambahnya usia Status gizi adalah keadaan kesehatan anak akibat interaksi antara makanan dalam tubuh dengan lingkungan sekitarnya. Nilai keadaan gizi anak sebagai refleksi kecukupan gizi, merupakan salah satu parameter yang penting untuk nilai tumbuh kembang fisik anak dan nilai kesehatan anak tersebut. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Sehingga status gizi dapat diartikan sebagai ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia, penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; penilaian status gizi secara langsung, dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik, penilaian status gizi secara tidak langsung, dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Terdapat beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan, termasuk air, lemak, tulang dan otot. Indeks TB/U adalah perubahan linier, sedangkan LLA (Lingkar Lengan Atas) adalah pengukuran terhadap otot, lemak, dan tulang pada area yang diukur.
Hasil pengukuran tissue mass (dalam hal ini adalah BB dan LLA) dapat berubah relatif cepat, naik atau turun tergantung makanan anak dan status kesehatannya. Tapi diantara keduanya, BB lebih cepat terpengaruh oleh perbedaan konsumsi makanan sehari-hari dibanding LLA. Sebaliknya, TB perubahannya terjadi perlahan-lahan dan perbedaannya dapat diukur setelah beberapa waktu lamanya. Untuk anak, pada umumnya pengukuran berat badan menurut umur (BB/U) merupakan cara standar yang digunakan untuk pertumbuhan. Berat badan adalah salah satu parameter yang sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan ang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan, atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil, oleh sebab itu indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
Kelebihan indeks BB/U antara lain: a. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum b. Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis c. Berat badan dapat berfluktuasi d. Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil e. Dapat mendeteksi kegemukan (over weight) Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik di atas, maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur. Keuntungan indeks BB/TB: a. Tidak memerlukan data umur b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus) Kelemahan indeks BB/TB:
a. Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor umur tidak dipertimbangkan
b. Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang/tinggi badan pada akelompok balita
c. Membutuhkan dua macam alat ukur
d. Pengukuran relatif lebih lama. 2.5. Kaitan Pola Makan dan Status Gizi Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang akan digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal Pola asuh (meliputi sikap dan perilaku ibu dalam hal memberi makanan, merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, sikap dan tindakan ibu terhadap anak yang tidak mau makan dan sebagainya) yang kurang memadai dapat menyebabkan anak tidak mau makan sehingga konsumsi makan anak kurang. Sikap ketidak pedulian ibu terhadap gizi dan kesehatan anak juga dapat mempengaruhi status gizi anak balita sehingga anak tidak mendapat makanan yang jumlahnya cukup, beragam dan seimbang. Dapat saja terjadi, dengan praktik pemberian makan yang tidak baik status gizi anak akan baik. Praktik pemberian makan yang tidak baik yang dimaksudkan adalah tidak dipenuhinya salah satu syarat praktik pemberian makan yang baik. Hal ini terjadi karena baik tidaknya status gizi anak dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan kesehatan. Bila konsumsi energi cukup, pemecahan jaringan tidak terjadi dan berat badan dapat dipertahankan bahkan dapat bertambah sehingga status gizi menjadi lebih baik, sebaliknya apabila konsumsi energi kurang, tubuh akan membakar energi tubuh dan menyebabkan pertumbuhan terganggu.
Tetapi jika dilihat dari status gizi anak, gizi buruk dan gizi kurang terdapat pada anak yang diberi makanan dapur ibu. Hal ini disebabkan karena makanan dapur ibu yang diberikan kepada anak diolah menjadi makanan lumat hanya terdiri dari tepung beras tanpa campuran lauk pauk dan sayur. Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga, yaitu: sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali selingan. Porsi makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa. Memasuki usia 1 tahun pertumbuhan mulai lambat dan permasalahan mulai sulit makan muncul. Sementara itu aktivitas mulai bertambah dengan bermain sehingga makan dapat dilakukan sambil bermain. Namun selanjutnya akan lebih baik kalau makan dilakukan bersama seluruh anggota keluarga dengan mengajarkannya duduk bersama di meja makan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makan anak usia 1-5 tahun: - Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah. Usahakan protein yang diberikan juga berganti sehingga semua zat gizi terpenuhi. Mengatasi susah makan anak. Susah makan merupakan problem yang dihadapi oleh hampir semua ibu-ibu. Terkadang anak menolak makanan yang diberikan tanpa tahu apa penyebabnya. Susah makan dapat pula terjadi karena pemberian makan kepada anak sudah salah sejak awal.
Misalnya anak terlalu lama diberi ASI dan pengenalan M-ASI terlambat, tidak dikenalkan beragam bahan pangan, terlalu banyak diberi susu formula atau banyak diberi makanan jajanan. Kebutuhan gizi, memberikan makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari banyak aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, agama, disamping aspek medik dari anak itu sendiri. Makanan pada anak usia dini harus serasi, selaras dan seimbang. Serasi artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti kabohidrat, protein dan lemak Perilaku sehat yang lain, yaitu perilaku makan dan minum dan perilaku tindakan terhadap sakit penyakit, berada dalam kriteria baik bukan berarti diabaikan, namun perlu upaya dari pihak sekolah untuk terus mendukung supaya perilaku sehat semakin sempurna.
Antara lain yang perlu menjadi perhatian adalah sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, minum susu setiap hari. Memberi masukan kepada orang tua/wali murid supaya memperhatikan asupan gizi anak usia dini berupa nasi, sayur dan lauk setiap harinya. Jangan lupa mencuci tangan sebelum makan dan dilanjutkan.Seminggu sekali dilakukan pemotongan kuku dan serta selalu mengingatkan anak untuk membereskan mainan dan membuang sampah pada tempatnya. Perilaku sehat lain yang tidak bisa dikerjakan di lembaga hendaknya dilakukan oleh orang tua di rumah seperti mandi, keramas, menggosok gigi menjelang tidur, minum susu, dan tidur siang. Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Pemenuhan kebutuhan gizi merupakan indikator penting dalam proses tumbuh kembang balita. Anak di bawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang maksimal setiap kilogram berat badannya.
Permasalahan gizi balita adalah kurangnya pemenuhan gizi seimbang yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi balita pada masa pertumbuhan. Jika masalah gizi pada balita tidak mampu teratasi maka akan menyebabkan berat badan kurang, mudah terserang penyakit, badan letih, penyakit defisiensi gizi, malas, terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik maupun psikomotor dan mental. Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak, sedangkan apabila kita cermati pemenuhan gizi pada anak tidak mahal, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, sebagai contohnya “seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan”. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. Pemenuhan gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari indikator yang diharapkan.
Perhatian orangtua yang seharusnya bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan gizi pada anak-anaknya belum sepenuhnya diwujudkan. Lingkungan luar rumah memberi pengalaman kepada anak untuk mengenal aturanaturan yang berbeda dengan lingkungan rumah, menemukan teman yang tidak memberi perhatian, mengalami sendiri bagaimana harus mengalah kepada orang lain, mengalami sendiri bagaimana harus mengikuti aturan sosial. Pengalaman berinteraksi di luar rumah merupakan satu tahapan membangun kemampuan menyesuaikan diri. Ketidak-mampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, akan menyebabkan anak merasa terganggu mentalnya. Kondisi mental seperti ini sering terwujud dalam tindakan seperti mengompol, menangis, menjerit saat tidur, gelisah, selalu ingin ke belakang, tidak bergairah dan tidak senang berlama-lama berada dalam lingkungan luar rumah. Perlu diwaspadai oleh orangtua dalam mengembangkan sosialisasi anak prasekolah, karena ada beberapa bahaya sebagai berikut:, pembicaraan atau perilaku anak tidak popular di antara teman-teman sebayanya, bukan saja ia akan merasa kesepian, tetapi juga kurang memiliki kesempatan unuk belajar berperilaku sesuai dengan harapan teman-temannya, dipaksa bermain sesuai dengan jenis kelaminnnya akan bertindak secara berlebihan dan akan menjengkelkan teman-teman sebayanya, tidak diterima oleh teman-temannya, ia akan mengembangkan sikap sosial yang tidak sehat, terlalu banyak bersosial dengan teman, ia akan merasa tergantung, tidak mandiri, dan kesepian ketika sedang tidak ada teman bermain. penulis chandra,
Berikut ini adalah gambar tentang Asupan Gizi dan Makanan Sehat Bagi Perkembangan Anak Usia Dini
Komentar
Posting Komentar