Nama : Ih Dina Fi Rizky
NIM : 1022201012
Prodi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas M.H. Thamrin
Tugas Mata Kuliah Komputer Dasar
Dosen : Irwan Abdullah, S.Kom., MM
Penyakit kwashiorkor yakni bentuk malnutrisi yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein yang parah ini bisa menyebabkan retensi cairan, sehingga membuat perut menjadi terlihat kembung.Biasanya, pembengkakan akan dimulai dari kaki. Namun bisa juga melibatkan seluruh tubuh, termasuk bagian wajah.Oleh karena itu, seorang anak dengan kondisi ini akan memiliki kondisi fisik yang khas terutama penampilan fisik sangat kurus. Ini karena hilangnya massa otot dan jaringan lemak.
Dikutip dari Healthline, kwashiorkor dikenal juga sebagai malnutrisi edematous karena berhubungan dengan edema atau retensi cairan. Kondisi ini merupakan gangguan nutrisi yang paling sering terlihat di daerah rentan mengalami kelaparan.
Penyebab umum penyakit kwashiorkor
Penyebab penyakit kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein dalam makanan. Perlu dipahami, setiap manusia membutuhkan protein dalam makanan agar tubuh dapat memperbaiki sel dan membuat sel baru. Tubuh manusia yang sehat akan meregenerasi sel dengan cara ini secara konstan. Protein ini sangatlah penting untuk pertumbuhan selama masa kanak-kanak serta kehamilan.
Jika tubuh kekurangan protein, maka pertumbuhan dan fungsi tubuh normal akan mulai terhenti dan kwashiorkor dapat berkembang.Penyakit kwashiorkor biasanya terjadi setelah seorang anak berhenti menyusui dan sebelum mereka mencapai usia 4 tahun. Hal ini mungkin terjadi karena anak tidak lagi mendapatkan nutrisi dan protein yang sama dari makanannya.
Bagaimana gejala dari penyakit kwashiorkor?
Selain perut kembung akibat berisi cairan, penyakit kwashiorkor juga ditandai dengan beberapa gejala umum lainnya. Anak-anak dengan kwashiorkor seringkali memiliki sedikit lemak tubuh, namun tidak selalu demikian.Edema dapat menutupi seberapa kecil berat badan yang dimiliki seorang anak. Anak tersebut mungkin tampak memiliki berat badan yang khas atau bahkan lebih gemuk namun penampilan ini bengkak karena cairan bukan lemak maupun otot.
Ada berbagai gejala atau tanda umum lain yang mungkin akan dialami oleh penderita kwashiorkor. Nah, beberapa gejala umum penyakit kwashiorkor yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut:
1. Penurunan selera makan
Seseorang yang menderita kwashiorkor sudah terbiasa untuk menerima asupan nutrisi dan protein. Oleh karena itulah, selera makan akan perlahan-lahan menghilang karena tubuh sudah terbiasa untuk tidak menerima asupan nutrisi maupun protein.
2. Perubahan warna rambut
Selain hilang selera makan, kondisi kwashiorkor juga akan membuat kondisi fisik penderitanya berubah yakni pada warna rambut. Perubahan pada warna rambut ini disebabkan oleh dehidrasi dan akan membuatnya kering serta mudah rontok.
3. Tungkai kaki membengkak
Masalah kwashiorkor akan menyebabkan terjadinya pembengkakan pada perut ,serta tungkai kaki karena cairan. Tak hanya itu, pembengkakan yang terjadi pada tungkai ini jika ditekan akan meninggalkan bekas jari.
4. Kekurangan otot dan jaringan lemak
Tak hanya perut buncit, salah satu tanda umum lainnya akibat menderita kwashiorkor adalah hilangnya massa otot. Tubuh juga menjadi terlihat sangat kurus karena jaringan lemak ikut menghilang akibat kekurangan nutrisi serta protein.
5. Tidak semangat dan mudah lesu
Seorang anak yang menderita kondisi ini akan terlihat tidak bersemangat sehingga sangat mudah lesu. Jika kelesuan sudah terjadi, maka anak mudah tersinggung dan sulit untuk berinteraksi dengan yang lainnya.
Sementara itu, penderita kwashiorkor akan memiliki kondisi dermatosis atau lesi kulit yang pecah, berisik, tidak, merata, dan rusak. Infeksi kulit juga sering terjadi dengan penyembuhan luka yang cukup lambat.
Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini?
Saat mendiagnosis penyakit kwashiorkor pada anak-anak, dokter memulai dengan mengambil riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin juga akan mencari keberadaan lesi atau ruam kulit yang khas, serta edema pada tungkai kaki dan terkadang wajah atau lengan.
Sebelum pemeriksaan, dokter akan mengukur bagaimana berat badan anak berhubungan dengan tinggi badan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta tes darah untuk mengetahui kadar elektrolit, kreatinin, protein total, dan prealbumin.
Setelah itu, tes lain dapat dilakukan untuk mencari kerusakan otot dan menilai fungsi ginjal, kesehatan secara keseluruhan, dan pertumbuhan lebih lanjut.Beberapa tes yang dimaksud ini, meliputi gas darah arteri nitrogen urea darah atau BUN, tingkat kreatinin dalam darah, kadar kalium dalam darah, urinalisis, dan hitung darah lengkap atau CBC.
Anak-anak dengan kwashiorkor cenderung memiliki kadar gula darah serta kadar protein, natrium, seng, dan magnesium yang rendah. Karena itu, biasanya pemeriksaan dilakukan untuk mendiagnosis penyakit dari gejala fisik anak dan pola makan yang dijalani.
Penanganan penyakit kwashiorkor
Meskipun kwashiorkor merupakan kondisi yang berkaitan dengan malnutrisi, memberi makan anak atau orang dewasa tidak akan memperbaiki kekurangan dan efek dari kondisi tersebut.Jika seorang anak telah lama hidup tanpa protein dan nutrisi yang cukup, maka akan mengakibatkan kesulitan makan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperkenalkan kembali makanan dengan hati-hati untuk menghindari sindrom pemberian makan atau refeeding.Sindrom refeeding ini melibatkan perpindahan elektrolit dan cairan yang mengancam jiwa dimana terjadi dengan pemberian makan kembali secara cepat pada individu yang kekurangan gizi.
Banyak anak dengan kwashiorkor juga akan mengembangan intoleransi laktosa. Akibatnya, mereka mungkin perlu menghindari produk susu atau mengonsumsi enzim agar tubuh dapat menerima kembali nutrisi yang masuk tersebut.
Adakah komplikasi akibat penyakit kwashiorkor?
Perlu diketahui, penyakit kwashiorkor yang tidak mendapatkan perawatan tepat bisa memicu munculnya komplikasi. Jika perawatan terlambat dilakukan, seorang anak mungkin bisa mengalami cacat fisik dan mental secara permanen.
Beberapa komplikasi lain yang mungkin dialami, yakni masalah kardiovaskular, infeksi saluran kemih, masalah gastrointestinal, hati yang membesar, hilangnya fungsi sistem kekebalan, dan ketidakseimbangan elektrolit.
Bahkan dengan pengobatan, anak-anak yang pernah mengalami kwashiorkor mungkin tidak akan pernah mencapai potensi pertumbuhan dan tinggi badan sepenuhnya.Kondisi ini juga membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap infeksi yang bersama dengan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan komplikasi mengancam jiwa.
Pencegahan penyakit kwashiorkor
Penyakit kwashiorkor bisa dicegah dengan memastikan asupan kalori dan makanan kaya protein cukup untuk tubuh. Oleh karena itu, biasakan untuk mengonsumsi makanan dengan benar dan mengikuti pedoman diet jika ingin menjaga berat badan ideal.Nah, beberapa protein dapat dengan mudah ditemukan dalam makanan seperti makanan laut, telur, daging tanpa lemak, kacang polong, dan biji-bijian.
Dalam beberapa kasus, gejala mungkin juga akan disertai dengan tanda penganiayaan lainnya berupa memar dan patah tulang. Jika pencegahan belum berhasil menghindari dari kondisi kwashiorkor ini, maka lakukanlah pemeriksaan segera bersama dokter ahli.
Dokter umumnya akan mendiagnosis kondisi penderita untuk mengetahui penyebab yang mendasari. Biasanya, penanganan tepat akan dilakukan dengan menggunakan obat-obatan atau menerapkan pola hidup yang sehat.
Marasmus
UNICEF menuliskan dalam situs resminya bahwa pada 2018, 49 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami marasmus. Pesebarannya meliputi Asia Selatan dan Afrika dengan proporsi angka yang sama.Kekurangan protein dan kalori juga dapat menyebabkan kwashiorkor yang merupakan komplikasi dari marasmus.Pada umumnya, kwashiorkor terjadi pada usia anak-anak dan menyebabkan masalah pertumbuhan, terutama stunting alias gangguan pertumbuhan tinggi badan.
Kondisi kekurangan nutrisi saat usia balita akan meningkatkan risiko seorang anak mengalami kwashiorkor.Marasmus dapat dikenali dari tinggi dan berat anak.
Penetapan kondisi ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik pada tinggi dan berat badan anak. Pada anak-anak, tinggi dan berat badannya akan disesuaikan dengan batas usia.Jika anak memiliki tinggi dan berat di bawah batas normal, hal tersebut kemungkinan tanda awal dari perkembangan marasmus.
Dalam buku Penuntun Diet Anak dijelaskan bahwa marasmus termasuk ke dalam kelompok gizi buruk pada anak.Gizi buruk ditandai dengan berat badan kurang dari 70 persen dari rata-rata. Hal ini disesuaikan dengan tinggi badan dan panjang badan.
Sederhananya, gizi buruk pada anak terjadi ketika tinggi dan berat badan anak berada di garis -3 SD. Bila kasusnya lebih berat, angka ini ada di bawah garis -3 SD menurut grafik pertumbuhan WHO.Selain itu, perilaku atau keaktifan anak juga dapat menjadi penguat diagnosis. Ketika anak mengalami marasmus, ia akan terlihat lemas dan cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Kesulitan yang mungkin terjadi untuk mengenalinya, terutama pada anak-anak, adalah membedakan gejala awal kurang gizi dengan adanya penyakit infeksi.
Gejala marasmus pada anak
Gejala utama anak yang mengalami marasmus adalah menurunnya berat badan dengan sangat drastis. Penurunan ini disebabkan karena tubuh kehilangan banyak jaringan lemak subkutan di bawah kulit dan massa pada otot tubuh.Kondisi tersebut mengakibatkan indeks massa tubuh (IMT) anak menurun tajam sampai sangat rendah. Hal ini membuatnya mengalami gizi buruk yang tak bisa disepelekan.
Pasalnya, kondisi ini bisa menghambat perkembangan fisik, perkembangan kognitif anak, dan kesehatan mentalnya.Jika asupan makanan tidak mencukupi dalam waktu yang lama, lambung akan mengalami penyusutan.
Marasmus juga identik dengan hilangnya massa lemak dan otot sehingga seseroang dapat terlihat sangat kurus.Selain itu, marasmus sering diawali dengan rasa kelaparan dan beberapa gejala malnutrisi lain, di antaranya:
-Kelelahan
-Suhu tubuh yang menurun
-Diare kronis
-Infeksi saluran pernapasan
-Gangguan emosional pada anak atau tidak menunjukkan ekspresi emosi
-Mudah marah
-Lesu
-Pernapasan melambat
-Tangan bergetar
-Kulit kering dan kasar
-Kebotakan
-Kondisi malnutrisi yang sangat parah ini bisa membuat anak tidak bersemangat, lesu, dan membuat emosi anak meledak-ledak.
Apa penyebab marasmus?
Gangguan nutrisi adalah hal yang sangat dipengaruhi berbagai hal. Adapun beberapa penyebab marasmus adalah sebagai berikut:
Kurang asupan kalori
Penyebab utama marasmus adalah kurangnya asupan kalori. Kurangnya kalori otomatis berpengaruh juga pada kekurangan nutrisi lain.Nutrisi seperti karbohidrat, zat besi, yodium, zinc, dan vitamin A sangat dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Kondisi ini bisa dipicu oleh terbatasnya akses terhadap kebutuhan makanan.
Biasanya, kurangnya kandungan energi dan protein di dalam makanan terjadi bersamaan. Ini juga sering dikaitkan dengan defisiensi vitamin dan mineral.Bila mengalami marasmus cukup parah, anak bisa mengalami gizi buruk gabungan, yaitu kwashiorkor marasmik.
Gangguan makan
Selain kurangnya nutrisi, gangguan makan seperti anoreksia nervosa juga bisa menyebabkan marasmus, mengutip dari buku Gizi Anak dan Remaja.Ini merupakan perilaku menyimpang dalam proses makan dan menyebabkan asupan zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak mencukupi.
Tidak hanya anoreksia, gangguan makan yang bisa menyebabkan marasmus adalah pica. Ini sebuah kondisi orang memakan makanan yang tidak layak dimakan.Pica sangat berbahaya karena dokter tidak bisa mengamati jika mereka mengonsumsi sesuatu yang tidak boleh dimakan.Gangguan makan bisa menyebabkan marasmus jika dilakukan dalam jangka waktu satu bulan pada anak berusia lebih dari 24 bulan.
Status kesehatan
Kondisi anak saat berada dalam masa pengobatan atau mengalami infeksi seperti sifilis dan tuberkulosis menyebabkan anak membutuhkan asupan nutrisi yang tepat dalam jumlah yang lebih banyak.Jika tidak terpenuhi, anak akan dengan mudah mengalami defisiensi nutrisi. Selain itu, tingkat pengetahuan gizi makanan balita pada orangtua, baik ayah juga ibu, juga menjadi penyebab marasmus pada anak.
Ini yang membuat kondisi kesehatan si kecil terganggu di masa pertumbuhannya. Ketidaktahuan tentang manfaat ASI ekslusif misalnya atau kurangnya pengetahuan seputar memenuhi gizi anak.
Kondisi bawaan lahir
Faktor genetik juga berpengaruh pada marasmus. Penyakit jantung kongenital atau bawaan misalnya dapat memengaruhi pola makan anak.Hal ini kemudian dapat memicu asupan tidak seimbang yang menyebabkan malnutrisi. Kondisi tersebut akhirnya menyulitkan proses penyerapan nutrisi pada si kecil.
Faktor yang meningkatkan risiko marasmus
Tidak bisa dipungkiri bahwa tumbuh di negara berkembang menjadi salah satu faktor risiko penyakit gizi buruk yang satu ini.Anak-anak di daerah yang tingkat kemiskinannya tinggi, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami marasmus.
Selain itu, berikut adalah faktor yang meningkatkan risiko marasmus:
-Produksi ASI ibu tidak cukup karena tubuhnya kekurangan gizi
-Infeksi virus, bakteri, dan parasit
-Tinggal di daerah dengan tingkat kelaparan yang tinggi
-Tinggal di wilayah dengan tingkat penyakit tinggi
-Perawatan medis tidak mencukupi
-Marasmus merupakan hasil kumulatif dari kurangnya nutrisi seperti protein dan kalori. Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mendominasi.
Bagaimana cara mendiagnosis marasmus?
Dokter akan melakukan pemeriksaan awal, yaitu pemeriksaan fisik yang meliputi tinggi badan, berat badan, dan kemungkinan yang menunjukkan anak mengalami gizi buruk.Ketika hasil pengukurannya sangat jauh dari batas normal untuk usianya, marasmus bisa menjadi penyebab kondisi tersebut.
Marasmus bisa diperparah dengan keseharian anak yang kurang bergerak. Ini tanda bahwa kebutuhan energi anak tidak terpenuhi dengan sempurna.Tidak seperti kondisi kesehatan lain yang bisa didiagnosis dengan pemeriksaan darah, marasmus tidak bisa dideteksi dengan cara tersebut.Alasannya, anak yang mengalami marasmus juga memiliki penyakit infeksi yang bisa memengaruhi hasil tes darah.
Bagaimana pengobatan anak yang mengalami marasmus?
Marasmus harus ditangani secara bertahap. Ada 10 tahap penanganan umum yang perlu diperhatikan, berdasarkan Buku Saku Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI:
1. Mencegah dan mengobati hipoglikemia
Anak yang mengalami gizi buruk, termasuk marasmus, berisiko terkena hipoglikemia. Ini adalah kondisi kadar gula darah yang rendah, sehingga anak harus diberi makan atau larutan gula sebanyak 10 persen saat sudah masuk rumah sakit.
Sebagai perawatan, anak akan diberikan formula khusus berupa F 75 atau modifikasinya. Ini adalah cairan yang berisi:
25 gram susu skim bubuk
100 gram gula pasir
30 gram minyak goreng
20 ml larutan elektrolit
1000 ml tambahan air
Formula tersebut akan digunakan setiap perawatan anak yang mengalami gizi buruk, termasuk marasmus.
Perawatan
-Segera beri formula F 75 pada anak
-Bila tidak ada, berikan 50 ml larutan glukosa secara oral atau NGT
-Lanjutkan pemberian F 75 atau larutan glukosa setiap 2-3 jam
-Jika anak masih minum ASI, teruskan pemberian ASI di luar waktu minum F 75
-Larutan gula pasir sebanyak 50 ml perlu diberikan bila kondisi anak tidak sadar
Pemantauan
Bila kadar gula darah anak rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 30 menit. Berikut ketentuannya:
Kadar gula darah anak di bawah 3 mmol/L (-54 mg/dl), lanjut diulangi pemberian larutan gula.
Saat mengukur suhu lewat anus (suhu rektal) kurang dari 35,5 derajat celcius, berikan larutan glukosa.
Pencegahan
Beri formula F 75 setiap dua jam pada anak, bila ia terlihat lemas, lakukan rehidrasi terlebih dahulu.
2. Mencegah dan mengobati hipotermia
Tubuh manusia dikatakan hipotermia ketika suhu tubuh kurang dari 35,5 derajat celcius.Hipotermia adalah kondisi suhu tubuh turun di bawah suhu normal dan anak yang mengalami gizi buruk berisiko mengalaminya.
Perawatan
Segera beri larutan formula F 75 pada anak
Hangatkan tubuh anak dengan selimut atau didekap di dada
Beri antibiotik
Pemantauan
Ukur suhu tubuh si kecil setiap dua jam
Tetap hangatkan tubuh anak terutama saat malam hari
Periksa kadar gula untuk mengecek apakah anak mengalami hipoglikemia
Pencegahan
Jaga pakaian dan kasur anak tetap kering
Jauhkan anak dari cuaca dingin
Ciptakan suasana kamar yang hangat
Beri formula F 75 atau modifikasinya setiap dua jam
3. Mengobati dan mencegah dehidrasi
Dehidrasi dapat memicu kesulitan untuk mencerna makanan dan memperburuk gejala diare jika anak mengalaminya.Setelah mulai membaik, pengobatan dilanjutkan dengan memberikan menu makanan balita yang beragam untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.Makanan yang diberikan harus tinggi protein, seperti memakai minyak sayur, kasein, dan gula.
Kasein merupakan protein dalam susu yang bisa meningkatkan kandungan kalori dalam tubuh anak.Meskipun demikian, terkadang penderita marasmus tidak dapat mengonsumsi makanan dan minuman dengan cara normal.Biasanya makan dan minum dilakukan dalam jumlah yang sedikit atau menggunakan infus ke pembuluh darah vena dan lambung.
4. Menjaga keseimbangan elektrolit
Anak dengan kondisi marasmus mengalami kekurangan kalium dan magnesium. Hal ini mengakibatkan keseimbangan elektrolit di tubuhnya terganggu.Untuk mengobati gangguan elektrolit, anak perlu diberikan kalium dan magnesium yang terkandung di dalam larutan formula F 75 dan larutan mineral mix.
Berikut penanganannya:
Perawatan
Berikan kalium dan magnesium yang terkandung dalam larutan mineral mix yang sudah ditambahkan di dalam F-75.
Berikan larutan ReSoMal untuk rehidrasi.
Pemantauan
Pantau frekuensi napas.
Pantau frekuensi nadi.
Pantau jumlah urine.
Pantau intensitas buang air besar dan muntah.
Pencegahan
Lanjutkan pemberian ASI.
Berikan formula F-75 sesegera mungkin.
Beri ReSoMal 50-100 ml setiap anak diare.
5. Mencegah infeksi
Bila anak dengan marasmus sudah terkena infeksi, hal ini bisa semakin memperburuk kondisi kesehatannya. Infeksi yang bisa terjangkit seperti campak, malaria, dan diare.Ketiganya membuat kondisi marasmus menjadi mematikan. Sangat penting menjaga dan mencegah anak terkena infeksi dengan memberi vitamin dan mineral, seperti:
-Multivitamin
-Asam folat (5 mg pada hari pertama dan selanjutnya 1 mg/hari)
-Zinc 2 mg
-Vitamin A
-Vitamin dan mineral di atas mampu mencegah infeksi.
6. Memperbaiki kekurangan mikronutrien
Anak kurang gizi, termasuk marasmus, membutuhkan asupan mikronutrien yang cukup banyak. Adapun nutrisi yang dibutuhkan seperti zat besi, kalsium, zinc, vitamin A, D, E, dan K.
7. Pemberian makanan awal
Saat anak sudah masuk tahap ini, ada beberapa yang perlu diperhatikan, yaitu:
-Mengonsumsi makanan rendah laktosa dengan jumlah sedikit tapi sering
-Berikan makanan lewat NGT atau langsung (oral)
-Kebutuhan energi: 100 kkal/kgBB/hari
-Kebutuhan protein: 1-1,5 gram/kgBB/hari
-Kebutuhan cairan: 130 ml/kgBB/hari (kondisi edema berat, berikan 100 ml/kgBB/hari)
-Berbagai pemberian ini dilakukan dengan pemantauan dokter
Pemantauan
Berikut hal yang perlu dipantau dan dicatat setiap hari di tahap makanan awal:
-Jumlah makanan yang dihabiskan
-Ada muntah atau tidak
-Konsistensi feses
-Berat badan anak
-Pemantauan tersebut dilakukan oleh dokter.
8. Masuk di tahap tumbuh kejar
Saat anak sudah masuk fase ini, tandanya adalah nafsu makan yang sudah kembali. Anda perlu melakukan transisi secara bertahap untuk berpindah dari formula F 75 ke F 100.
Berikut rinciannya:
-Beri F100 sejumlah yang sama dengan F75 selama 2 hari berututan
-Naikkan jumlah F100 sebanyak 10 ml
-Pemberian makan yang sering dengan jumlah tidak terbatas (disesuaikan kemampuan anak)
-Energi: 150-220 kkal/kgBB/hari
-Protein: 4-6 gram/kgBB/hari
Bila anak masih mendapatkan ASI, lanjutkan dengan pemberian ASI tapi tetap pastikan anak sudah mendapatkan F100.Alasannya, ASI tidak mengandung cukup energi untuk menunjang tumbuh kejar anak.
9. Memberikan stimulasi sensoris
Anak yang mengalami marasmus sering tidak percaya diri karena kondisinya yang berbeda. Setelah melalui semua tahap dan sampai di fase ini, Anda perlu memberi stimulasi sensoris dan emosional, seperti:
-Memberikan ungkapan kasih sayang
-Menciptakan lingkungan yang ceria
-Terapi bermain 15-30 menit per hari
-Mengajaknya melakukan kegiatan fisik
-Berkegiatan bersama seperti makan dan bermain
-Kondisi marasmus sering membuat anak tidak percaya diri, sehingga membutuhkan dukungan emosional untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini.
10. Persiapan pulang
Ketika berat badan dan tinggi badan anak sudah di atas -2 SD, anak sudah bisa pulang dan melakukan perawatan di rumah.Selain itu pertimbangan lain yang membuat anak boleh pulang yaitu:
-Sudah selesai melakukan pengobatan antibiotik
-Memiliki nafsu makan yang baik
-Menunjukkan kenaikan berat badan
-Edema sudah hilang atau berkurang drastis
-Selain itu, infeksi sering terjadi pada anak-anak yang mengalami marasmus, sehingga perlu diberikan antibiotik.
Mengobati infeksi dan masalah kesehatan lain bisa membantu dan memberi peluang anak untuk sembuh lebih cepat.
Bagaimana cara mencegah marasmus?
Kalau faktor risiko penyakit ini jauh dari kondisi Anda, tetap perlu melakukan langkah pencegahan. Berikut beberapa cara untuk mencegah marasmus:
-Menerapkan pola makan seimbang
-Cara terbaik agar terhindar dari marasmus adalah dengan menerapkan pola makan seimbang dengan menu makanan balita berisikan protein dari susu, ikan, telur atau kacang-kacangan.
-Selain itu konsumsi sayur dan buah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral agar terhindar dari kondisi malnutrisi secara umum.
-Menjaga kebersihan lingkungan
-Kondisi sanitasi dan kebersihan lingkungan yang baik bisa mengurangi risiko marasmus. Terutama di tempat yang tidak mendapatkan pasokan air bersih dan makanan sehat.
-Sanitasi dan kebersihan yang buruk bisa meningkatkan risiko terkena infeksi, yang menjadi tanda dari marasmus dan tipe malnutrisi lainnya.
Hal ini bisa membuat kondisinya semakin sulit disembuhkan.
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi juga merupakan hal penting karena berbagai penyakit dapat berpotensi menyebabkan gangguan nutrisi pada seseorang, terutama jika ia pernah mengalami marasmus.Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi terbebas dari penyakit.Pada kelompok usia bayi, perlindungan juga dilakukan dengan cara pemberian ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan memperkuat daya tahan tubuh.
Komentar
Posting Komentar